Puisi Karya : Chairil AnwarDi masa pembangunan ini
- DIPONEGORO
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
Kalau sampai waktuku
- AKU
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Hari ini, 28 April 2012, tepat 63 tahun wafatnya Chairil Anwar. Sebagai seorang anak murid sekolah biasa yang ngga pinter pinter amat saya ngga mau sok tau deh disini. Saya ingat hal ini sebenernya gara gara puisi dan nama Alm. Bapak Chairil Anwar sering sekali muncul di soal try out dan bahkan di soal ujian nasional. Dari soal soal tersebut pula saya mengetahui bahwa memang karya karya atau saja sajak Chairil Anwar tak pernah mati. Karya karyanya tak termakan oleh waktu. Sampai saat ini pun saya kagum dengan sajak sajak beliau. Entah bagaimana mengekpresikannya hehehe.
sumber puisi : http://chairil-anwar.blogspot.com/